Terlahir dari keluarga yang biasa saja, aku harus bangun pagi sekitar jam 3.30 pagi. Untuk membantu ayah membuka toko di pasar dekat rumah. Kalau tidak begitu aku tak bisa melanjutkan kuliah sampai sekarang. Apalagi kakakku juga kuliah, 1 tahun di atas saya. Ayah dan ibu ku adalah padagang sembako, namun siapa yang sangka ayahku tak punya ijazah apapun, sedangkan ibuku saja buta huruf.
Alhamdulillah, aku sekolah dimasukkan ke madrasah waktu kecil, jadi dari kecil aku tahu tentang agama walaupun hanya sedikit. MI Al-Munawwaroh II namanya, di sana aku lumayan nakal, pernah memecahkan kaca jendela saat bercanda teman, tapi aku pernah dapat ranking 2 waktu SD. Sampai akhirnya aku masuk SMP favorit d daerahku. Mungkin karena aku sedikit sombong merasa pintar, semakin jadi deh nakal nya. sampai di gampar guru pun pernah, bolos terlalu banyak, belajar menurun. Hasil nya pun tiba, lulus SMP hanya dengan nilai seadanya, 4 SMA N pilihanku tak sesuai dengan nilaiku.
Sampai aku tersadar bahwa aku harus belajar lebih baik saat aku menjadi murid SMA N yang non unggulan. Tetapi di saat itu lah aku terlihat di atas rata-rata dari yang lain karena saingan yang tak begitu berat. Sempat di kirim olympiade fisika se Jakarta, walaupun gak lolos. Ikut kuis galileo dari BMG, sampai dapat beasiswa dari dikti. Terakhir kuliah di Gunadarma sampai sekarang dengan beasiswa tentunya, hasil dari try out Gunadarma di adakan di sekolah ku.
Paling suka ngelawak, bikin humor, sampai orang ketawa. itu tidak gampang, karena aku juga pernah ngelawak di atas panggung walaupun hanya di lingkungan sekolah, yang pada awal nya kurang greget, tapi dapat juga klimaks nya. Dan paling sukses waktu di panggung perpisahan SMA, semua berjalan sesuai rencana.
Kata orang aku terkadang sombong, mungkin iya, tapi sedikit aja yah. dan yang paling sulit aku jaga ialah, aku terlalu “kasar” kalau bercanda, terlalu mencampuri urusan orang, dan suka mengungkap kejelekan orang. Karena aku sadar akan hal itu, sampai sekarang aku masih memperbaiki kelakuanku. Walaupun begitu aku bersyukur karena aku masih punya banyak teman yang dapat mengerti aku.
Impian ku ingin menjadi guru PNS atau pengusaha. mudah-mudahan semua berjalan sesuai rencanaku. Kalau tidak, ya aku teruskan saja usaha milik ayahku, karena aku sudah mengerti seluk beluk nya.
Dari dulu aku menulis naskah, baik fiksi-non fiksi, maupun naskah drama, selalu saja susah untuk membuat ending nya, sama dengan tulisan ini. Semoga ada yang bisa diambil hikmah nya dari tulisan ini, walaupun kebanyakan jeleknya.
No comments:
Post a Comment