Intransitive Verb
Typically, an adverb or prepositional phrase modifies an intransitive verb or the verb ends the sentence.
To determine whether a verb is intransitive ask whether the action is done in some way, in some direction or to some degree. Does a noun receive the action of the verb? If it does, then the verb is transitive and the person or thing that receives its action is the direct object.
[In the following examples, the intransitive verb is bold and the modifier is underlined.]
The man decided against a plea bargain.
- The subject (the man) did something (decided) a particular way (against).
He refused because of his immaturity, not his lack of contrition.
- The subject (He) did something (refused) for a particular reason (because of his immaturity).
Alice complained bitterly.
- The subject (Alice) did something (complained) to a particular degree (bitterly).
At the end of the Roaring ’20s, the incarceration index rose slightly.
- The subject (the index) did something (rose) in a particular direction (slightly).
When faced with the problem, the scholar paused.
- The subject (scholar) did something (paused) at a particular time (when faced with the problem).
Earl fell.
- The subject (Earl) did something (fell) and the action did not transfer to someone or something.
The adverb or prepositional phrase answers a question about the verb:
The subject did something WHERE?
o If Charlie had run into the street, he could have been injured.
o The turtle may live in a small area of Arizona.
o In 1973, the incarceration number inched upward.
o Jordan drove into the lane.
The subject did something WHEN?
o Thousands of cranes will return in the spring.
o The number climbed in 1974 and in 1975.
o Walter Payton died near the end of the century.
o The company’s leader collapsed during a meeting.
The subject did something HOW or TO WHAT DEGREE?
o The statistics come in any form you like.
o Politicians and the public are complaining loudly.
o His blood pressure kept climbing steadily.
o She worked with care and precision.
The subject did something WHY?
o Our elected officials listen because we vote.
o Shoshana’s grades improved with the help of a tutor.
o Germany’s expedition leader collapsed from the effort.
o Elise competed for her family.
TIPE IF-CLAUSE
Contoh : If you mix sugar with water, it will dissolve
Here, the sugar will dissolve on the condition that you mix it with water.
Ada tiga tipe if clauses:
Type 1. mengenai kejadian nyata
Dalam tipe 1, if clause dalam present tense, sedangkan main clause biasanya dalam bentuk present, future, atau imperative.
Contoh:
- If you go to the drug store, buy me a soft drink. (present ; imperative)
- If Mary calls, I’ll invite her to the concert. (present ; future)
- If Mary should call, I’ll invite her to the concert. (modal ; future)
Type 2
Type 2 is concerned with hypothetical or unreal situations in the present. (berkaitan dengan khayalan atau situasi yang tidak nyata saat ini.)
- If I had the money, I would buy a motorcycle.
This is called a hypothetical if clause because I don’t have the money but I am imagining what I would do if I did.
Type 3
Type 3 is concerned with hypothetical discussion about the past.
- If I had known you were sick, I would have made you some soup. (past perfect-modal past)
Here the implication is that I didn’t know you were sick (and that you may no longer be sick).
- If you had been here yesterday, you could have seen Pam. (past perfect-modal past)
It is clear in the example that you were not here yesterday.
Kata if sangat membantu untuk mengenali if clause, namun, tidak selalu digunakan.
Type 1: should
- If you should get a letter from Greece, give me a call.
- Should you get a letter from Greece, give me a call.
Type 2: were
- If you were taller, you could reach the light.
- Were you taller, you could reach the light.
Type 3
- If I had agreed, Jim would have married me.
- Had I agreed, Jim would have married me.
- If it doesn’t rain, we’ll go to the lake.
- Unless it rains, we’ll go to the lake.
CONDITIONAL SENTENCE
Conditional 1
Kita mengatakan sesuatu yang akan terjadi. Kita memikirkan sesuatu atau kondisi di waktu yang akan datang dan hasilnya. Kita mengatakan suatu kemungkinan yang nyata akan terjadi. Misalnya, hari ini hari libur, jadi saya tidak bekerja. Biasanya, kalau hari minggu tuh kawan saya datang. Nah, kalau kawan saya datang, saya akan mengajaknya makan-makan. Ini baru rencana, to? Kalau, seandainya, jika kawan saya datang. Tapi kemungkinannya ada/besar, karena memang biasanya dia datang pada hari minggu. Tapi ini belum terjadi, lo. Jadi saya bilang begini, Kalau dia datang, saya akan mengajaknya makan-makan. If he comes, I will ask him to have meals.
Kesimpulannya, bagaimana membuat kalimat ini?
IF + SIMPLE PRESENT + WILL Verb 1
Atau bisa juga WILL Verb 1 + IF + SIMPLE PRESENT
Contohnya:
- If you fail the test, you will repeat the course.
- If he doesn’t have enough money, we will help you.
- If they accompany me to go to the hospital, I will thank them.
- I will go shopping with you if I have much money.
- They will arrest him if he escapes from the town.
Conditional 2
Dalam conitional ini, hampir sama dengan conditional yang pertama. Kita memikirkan sesuatu yang mungkin akan terjadi pada waktu yang akan datang dan hasilnya. Tapi, ini tak mungkin terjadi karena kondisinya tidak mendukung. Jadi ini sama seperti khayalan atau impian.
Misalnya, sekarang anda sedang ditawari mobil seharga 100 juta. Padahal Anda Cuma punya uang 5 juta. Kan nggak mungkin to Anda beli mobil itu? Jadi Anda langsung menghayal ‘Seandainya aku punya uang 100 juta, aku akan beli mobil itu.’Tapi suatu saat kalau anda punya uang 100 juta, ya Anda bisa beli mobil itu. Karena mobil itu juga belum laku kok. Itu bukan suatu hal yang mustahil. Jadi itu sesuatu yang tidak nyata tapi masih mungkin terjadi. Kalau saya punya uang 100 juta, saya akan membeli mobil itu. If had money, I would buy the car.
Kesimpulannya, bagaimana membuat kalimat ini?
IF + SIMPLE PAST + WOULD Verb 1
Atau bisa juga WOULD Verb 1+ IF + SIMPLE PAST
Contohnya:
- If you work hard, you would be rich. Kenyataannya kamu malas bekerja, jadi kamu miskin.
- If he loved me, I would marry him. Kenyataannya dia tidak mencintaiku.
- They would come to my house if I invited them. Kenyataannya saya tidak mengundang mereka.
- I would arrive sooner if I went by plane. Kenyataannya saya pergi naik mobil.
- He would call me mommy if I were his mom. Kenyataannya saya bukan ibunya.
Dalam conditional yang pertama kita membicarakan sesuatu yang mungkin akan terjadi. Dalam conditional yang kedua kita membicarakan sesuatu yang tidak terjadi, tapi masih mungkin terjadi. Dalam conditional yang ketiga kita membicarakan sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Mengapa? Karena kejadian itu sedah berlalu, sudah selesai, sudah finis jadi nggak mungkin terulang lagi. Lha wong sudah terjadi, kok. Jadi ini hanya khayalan saja. Misalnya begini, seminggu yang lalu saya ditawari mobil seharga 100 juta. Pada saat itu saya nggak punya uang. Nah, karena saya nggak punya uang, akhirnya mobil itu dibeli sama tetangga saya. Jadi nggak mungkin to, saya membeli mobil itu? Wong mobilnya aja sudah laku, kok. Wong saya saja nggak punya duit, kok. Jadi sambil melihat tetangga saya menaiki mobil itu, saya berkhayal :
‘Seandainya saya punya uang 100 juta, saya akan membeli mobil itu.’ ‘If I had had 100 millions, I would have bought the car. Jelas, kan?
Kesimpulannya, bagaimana membuat kalimat ini?
IF + PAST PERFECT + WOULD HAVE Verb 3
Atau bisa juga WOULD HAVE Verb 3 + IF + PAST PERFECT
Contohnya:
- If you had loved me, I would have married you. Kenyataannya kamu menikah dengan orang lain seminggu yang lalu.
- If had joined our group, we would have invited you in our program. Kenyataannya kamu tidak bergabung sehingga kamu tidak kami undang di acara kami kemarin.
- If I had told you the truth, you would have forgiven me. Kenyataannya kamu tidak memaafkanku.
- They would have called me if I had applied for a job. Kenyataannya saya tidak melamar pekerjaan.
- Pak Wongso would have taught me if he hadn’t died. Kenyataannya dia sudah meninggal.
TRANSITIVE VERB
I. DEFINISI VERB
Verbs adalah kata kerja yang menunjukan nama perbuatan yang dilakukan oleh subyek, namun mungkin juga menunjukan keadaan. Contoh :
• Amir comes from Jakarta
• My brother studies in japan
• She is beautiful
Dalam bahasa inggris ada bermacam-macam verb (kata kerja), namun dalam bagian ini hanya akan membahas beberapa macam kata kerja yang pokok saja.
II. MACAM-MACAM KATA KERJA
• Finite verb (ordinary verb) adalah kata kerja biasa yakni yang ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Bila dipakai dalam kalimat Tanya dan negative perlu memakai kata kerja bantu do, does, atau did.
b. Bentuknya dapat berubah-ubah oleh tenses
c. Memiliki bentuk-bentuk : invinitive, present partticple, gerund, past tense, present tense, past participle.
Contoh : she works hard (infinitive)
She is working (present participle)
She worked hard (past tense)
She has gone to bali (past participle)
• Auxiliary verbs (kata kerja bantu) adalah kata kerja yang digunakan bersama-sama dengan kata kerja lain untuk menyatakan tindakan atau keadaan, atau khususnya mempunyai fungsi grammatical.
• Linking verbs adalah kata kerja yang berfungsi menghubungkan antara subject dengan complementnya. Kata yang dihubungkan dengan subject tersebut dinamakan subject complement. Linking verbs yang umum adalah :
Be (am,is,are,was,etc) look stay
Appear remain taste
Become seem smell
Feel sound
grow
contoh :
• She looks serious
• The author is our guest
• Transitive verbs adalah kata kerja yang memerlukan object untuk menyempurnakan arti kalimat. Contohnya :
- He struck the board
- A dog bites the man
- You push the door
• Intransitive verbs adalah kata kerja yang tiidak memerlukan object, karena sudah dapat menunjukan arti yang sempurna. Contoh :
- The sun shines
- The cat slept
- The water boils
Notes :
1. Walaupun beberapa verbs adalah transitive verbs (memerlukan object) dan beberapa verbs yang lain intransitive verbs (tidak memerlukan object), namun kebanyakan verbs dalam bahasa inggris dapat menjadi transitive maupun intransitive. Contohnya :
- He drops his bottles (transitive)
The rain drops from the sky (intransitive)
- They grow rubber trees (transitive)
Rice grows in the fertile soils (intransitive)
2. Ada beberapa verb intransitive yang memakai object noun yang searti dengan verbnya sendiri. Ini disebut cognate object . contohnya :
- He laughs loudly
- He slept soundly
- He died a miserable death
3. Ada beberapa verb transitive dan intransitive walaupun ssudah mempunyai object tetapi artinya belum sempurna sebelum dengann ditambah dengan kata-kata lain yang dinamakan compplemennya. Kata-kata yang memerlukan komplemen adalah :
Make bring
Name give
Call appoint
Find seen
Declare hear
Suppose
Cconside
Contohnya :
- I make you happy
- I make him laugh
- She makes me understand nglish
4. Banyak verb yang memiliki pola (struktur)
Verb + preposition + object
Verbs + preposition + verb-ing
Contoh :
We talk about the problem
if the object is another verb, it ends in ing
beberapa verbs yang mempunyai struktur :
verb + preposition + verb-ing
contohnya : succeed of/ think about/ dream of/ approve of/ look forward/ insist on/ decide against. Dst
- Budi succeed in finding a good job
- Are you thinking of/about buying a house
5. Beberapa verbs tertentu mempunyai pola (struktur)
Verb + object + preposition + verb-ing
Contonhya :
1. They accused me of telling lies
2. Do you suspect the man of being a spay
3. I congratulated rina on passing the exam
4. I thanked her for being so helful
6. regular and irregular verbs
Regular verb adalah kata kerja berubah-ubah sesuai dengan bentuk tense dan perubahan kata kerja itu secara teratur.
Irregular verb adalah kata kerja yang mempunyai fungsi sama dengan regular verb tetapi perubahan kata kerja ini secara tidak teratur.
Ccontohnya :
Go - went – gone
See – saw –seen
Get – got - gotten
Tugas 06 Kalimat Passive Voice
Kalimat aktif merupakan kalimat yang subjek kalimatnya adalah pelaku sebuah tindakan, sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya bukan pelaku suatu tindakan. Si subjek adalah si penerima akibat dari sebuah tindakan.
Bandingkan kalimat-kalimat berikut:
Aktif : Agus mengetik dokumen itu kemarin
Pasif : dokumen itu diketik oleh Agus kemarin
Aktif : Kucingku membunuh seekor tikus
Pasif : Seekor tikus dibunuh oleh kucingku
Catatan:
Gunakan bentuk pasif jika pelaku tindakan tidak begitu penting.
Contoh:
Menara ini dibangun tahun 1955
Kalau kita perlu menyebut siapa pelaku suatu tindakan, gunakan kata oleh (by)
Contoh:
Menara ini telah dibangun oleh Pemerintah Daerah pada tahun 1955
Rumus umum untuk membentuk suatu kalimat Pasif
Aktif : S + Verb (Kata Kerja) + Objek + dll
Pasif : Objek + to be + Verb 3 (Kata Kerja Bentuk III) ( + by subjek) + dll
To be yang digunakan
Present : is, am, are
Past : was, were
Perfect : been (di depan have, has, atau had)
Future : be (setelah modals)
Continuous : being (di depan salah satu dari 7 to be di atas)
Hal-hal yang perlu diketahui dan diingat
Untuk menyatakan suatu kalimat dalam bentuk pasif, tenses tidak berubah. Tenses harus sama dengan kalau kita menyatakannya dalam bentuk aktif. Yang berubah hanya kata kerja-nya.
Kata kerja yang tidak memiliki objek (Kata Kerja Intransitif) tidak dapat diubah menjadi kalimat pasif, seperti, menangis, mendidih, terbit, dll.
Contoh-contoh kalimat aktif dan pasif
Michael is singing a song (active)
A song is being sung by Michael (passive)
Michael sings a song (active)
A song is sung by Michael (Passive)
Michael will sing a song (active)
A song will be sung by Michael (passive)
Michael sang a song yesterday (active)
A song was sung by Michael yesterday (passive)
Michael can sing a song (active)
A song can be sung by Michael (passive)
Michael has sung a song (active)
A song has been sung by Michael (passive)
Beberapa Bentuk Kalimat Passive
1) Passive Imperative Sentence
Rumus:
Let + objek + be + Kata Kerja Bentuk III
Help the poor (active)
Let the poor be helped (passive)
2) Passive Infinitive: It is/was time
Rumus:
It is/was time for + objek + to be + kata kerja III
It is time to send the letter (active)
It is time for the letter to be sent (passive)
3) Negative Passive Imperative Sentence
Rumus:
Subjek + be + Kata kerja III + not to + infinitive
(kata kerja III yang sering digunakan adalah: advised, asked, begged, commanded, requested)
Don�t wait for me (active)
You are advised not to wait for me (passive)
4) Passive Sentence with Verbs of Perception
Rumus
Subjek + be + adjectives + when + subjek + be + kata kerja III
(kata kerja yang digunakan adalah: taste, smell, feel)
This food tastes delicious (active)
This food is delicious when it is tasted (passive)
5) Passive Sentence with Certain Verbs followed by �that-clause�
Kata kerja yang digunakan adalah: accept, admit, agree, assume, believe, decide, expect, find out, intend, plan, point out, presume, prove, regret, report, say, think, understand.
We regretted that the principal had to resign from office (active)
It was regretted that the principal had to resign from office (passive)
6) Passive Sentence with Nouns or Adjectives as Complements
I consider her very pretty (active)
She is considered very pretty (passive)
7) Passive Sentence with two objects
He gave me a book (active)
A book was given to me by him (passive 1)
I was given a book by him (passive 2)
8) Passive Sentence with Gerund Verbs
The teacher enjoyed teaching the students (active)
The students enjoyed being taught by the teacher (passive)
9) Agent consisting long expression at the end of sentence
Dalam kalimat pasif, jika pelaku terdiri dari ekspresi yang panjang, sebaiknya subjek tersebut ditempatkan di akhir kalimat setelah by.
We were all surprised by her sudden announcement to get married
I was confused by his plan to stop the ongoing project and begin a new one.
10) Passive Sentence with unique verbs
Kata kerja yang digunakan adalah: require, deserve, need
This wall needs to be painted (sama dengan)
This wall needs painting.
source : ismailmidi.com
Tugas 05 Bahasa Inggris Bisnis
Grid computing is a term referring to the combination of computer resources from multiple administrative domains to reach a common goal. The grid can be thought of as a distributed system with non-interactive workloads that involve a large number of files. What distinguishes grid computing from conventional high performance computing systems such as cluster computing is that grids tend to be more loosely coupled, heterogeneous, and geographically dispersed. Although a grid can be dedicated to a specialized application, it is more common that a single grid will be used for a variety of different purposes. Grids are often constructed with the aid of general-purpose grid software libraries known as middleware.
Grid size can vary by a considerable amount. Grids are a form of distributed computing whereby a “super virtual computer” is composed of many networked loosely coupled computers acting together to perform very large tasks. Furthermore, “distributed” or “grid” computing, in general, is a special type of parallel computing that relies on complete computers (with onboard CPUs, storage, power supplies, network interfaces, etc.) connected to a network (private, public or the Internet) by a conventional network interface, such as Ethernet. This is in contrast to the traditional notion of a supercomputer, which has many processors connected by a local high-speed computer bus.
Grid computing combines computers from multiple administrative domains to reach a common goal, to solve a single task, and may then disappear just as quickly.
One of the main strategies of grid computing is to use middleware to divide and apportion pieces of a program among several computers, sometimes up to many thousands. Grid computing involves computation in a distributed fashion, which may also involve the aggregation of large-scale cluster computing-based systems.
The size of a grid may vary from small—confined to a network of computer workstations within a corporation, for example—to large, public collaborations across many companies and networks. "The notion of a confined grid may also be known as an intra-nodes cooperation whilst the notion of a larger, wider grid may thus refer to an inter-nodes cooperation".[2]
Grids are a form of distributed computing where by a “super virtual computer” is composed of many networked loosely coupled computers acting together to perform very large tasks. This technology has been applied to computationally intensive scientific, mathematical, and academic problems through volunteer computing, and it is used in commercial enterprises for such diverse applications as drug discovery, economic forecasting, seismic analysis, and back office data processing in support for e-commerce and Web services.
source : http://en.wikipedia.org/wiki/Grid_computing
Definisi dan Fungsi Modifier
Modifier merupakan prepositional phrase atau dapat dikatakan suatu kalimat yang dimulai oleh kata depan dan diakhiri oleh noun,contohnya seperti pada kalimat “in the morning” (pada pagi hari), “on the table” (di atas meja), “at the university” (di universitas).
Modifier berfungsi untuk menerangkan waktu (modifier of time), menerangkan tempat (modifier of place), atau menerangkan cara dalam melakukan kegiatan (modifier of manner), Modifier dapat menjawab pertanyaan ‘when’, where, dan ‘how’. Selain itu, modifier dapat juga berupa single adverb (misalnya: yesterday (kemarin), outdoors (luar gedung), hurriedly (dengan buru-buru) atau adverbial phrase (misalnya: last night (tadi malam), next year (tahun depan).
Sumber : http://swarabhaskara.com/miscellaneous/conditional-sentences-part-2/
Definisi Komplemen
Komplemen dalam bahasa Inggris selalu digunakan dalam sehari-hari sebagai pelengkap karena memang bentuk komplemen berfungsi untuk melengkapi arti kata kerja. Kata kerja inipun spesifik yaitu kata kerja yang mengekspresikan being (keadaan), seeming (nampaknya/kelihatannya), feeling (perasaan), atau appearing (pemunculan). Kata kerja seperti ini disebut juga dengan kata kerja kopulatif atau linking verb, yaitu menghubungkan antara subjek dengan komplemen itu sendiri. Perlu diingat bahwa kata kerja kopulatif tidak diikuti oleh objek langsung dan semua bentuk kata kerja “be” adalah kopulatif kecuali jika “be” digunakan sebagai kata kerja bantu (auxiliary) yang membentuk perubahan waktu kalimat aktif atau pasif dan mood (suasana) dari kata kerja tersebut.
It seems so hard to believe.
(seems menghubungkan subjek “it” dengan “hard, dan “hard” sendiri merupakan komplemen dari “seems”)
He will be here in a minute.
(Kata kerja “will be” menghubungkan subjek “He” dengan “here” (disini) dan “here” merupakan komplemen dari “will be”
I feel well today.
(“well” merupakan komplemen dari kata kerja “feel”)
I am fine
(fine merupakan komplemen dari kata kerja to be “am”. “Am” sendiri kopulatif)
He was in the toilet
(in the toilet merupakan komplemen dari kata kerja to be “was”, dan “was” kopulatif )
I am working with my friend.
(kata kerja to be “am” bukan kopulatif karena “am” digunakan sebagai auxiliary yang membentuk perubahan waktu kalimat positif yaitu present progressive (sedang))
English is taught in almost all schools in Indonesia.
(kata kerja to be “is” bukan kopulatif karena “is” digunakan sebagai auxiliary yang membentuk makna pasif)
Was he born in Indonesia ?
(“Was” bukan kopulatif dan merupakan indicative mood karena menanyakan pertanyaan)
Source : http://belajarbahasainggrissendiri.blogspot.com/2011/08/belajar-bahasa-inggris-bahasan.html
Tugas 02 Bahasa Inggris Bisnis 1
1.Pengertian Fungsi Kata Kerja
Verbs (kata kerja) adalah kata yang menunjukkan nama perbuatan yang dilakukan oleh subyek, namun mungkin juga untuk menunjukkan keadaan. Verbs biasanya menjadi Predikat dari suatu kalimat.
Contoh:
Henry comes from London.
My brother studies in America.
She is very beautiful.
They are diligent.
Macam-macam Kata Kerja
1. Finite Verb (Kata Kerja Biasa)
Ciri-ciri Kata Kerja Jenis ini adalah sebagai berikut:
Bila dipakai dalam kalimat tanya dan negative perlu memakai kata kerja bantu do, does atau did.
Bentuknya dapat berubah-ubah oleh tense.
Biasanya mempunyai bentuk-bentuk:
Infinitive
Present Participle
Gerund
Past Tense
Present Tense
Past Participle
Contoh:
Ms. Anne reads a novel. (Infinitive)
Ms. Anne is reading a novel. (Present Participle)
Does Ms. Anne read a novel?
Ms. Anne read a novel. (Past Tense)
Ms. Anne has read a novel. (Past Participle)
2. Auxiliary Verbs (Kata Kerja Bantu)
Yaitu kata kerja yang digunakan bersama-sama dengan kata kerja lain untuk menyatakan tindakan atau keadaan, atau berfungsi untuk melengkapi fungsi gramatikal.
Kata Kerja Auxiliary adalah:
Is, am, are
Was, were
Do, does, did
Has, have, had
Can, could
May, might
Will, would
Shall, should
Must
Ought to
Had better
Need, Dare (Dapat juga berfungsi sebagai Kata Kerja Biasa)
3. Linking Verbs (Kata Kerja Penghubung)
Yaitu kata kerja yang berfungsi menghubungkan antara subject dengan complement-nya. Kata yang dihubungkan dengan subject tersebut dinamakan subject complement. Jika kata Kerja Penghubung tersebut kita gantikan dengan be (am, is, are, was, dll.), maka maknanya tidak berubah.
Linking Verbs yang umum adalah:
be (am, is, are, was, dll.)
look
stay
appear
become
remain
taste
feel
seem
smell
grow
sound
Contoh:
The actress is beautiful.
Alex looks serious. (= Alex is serious).
The cakes smell delicious (=the cakes are delicious).
4. Transitive Verbs (Kata Kerja Yang Membutuhkan Objek)
Yaitu kata kerja yang memerlukan object untuk menyempurnakan arti kalimat atau melengkapi makna kalimat.
Kata kerja Transitive diantaranya adalah: Drink, watch, read, fill, open, close, dll
Contoh:
He watches the film. (Kalimat ini tidak akan lengkap, jika "the film" kita hilangkan. Orang lain akan bertanya-tanya - menonton apa?, maka watch (menonton) membutuhkan object agar makna kalimat tersebut dapat dipahami).
The man cuts the tree.
5. Intransitive Verbs (Kata Kerja Yang Tidak Membutuhkan Objek)
Yaitu adalah kata kerja yang tidak memerlukan obyek, karena sudah dapat dipahami dengan sempurna makna kalimat tersebut.
Kata-kata kerja yang termasuk Intransitive verbs diantaranya adalah: Shine, come, sit, boil, sleep, fall, cry, dll.
Contoh:
The baby cries.
My mother is sleeping.
The water boils.
Catatan:
Ada juga beberapa kata kerja yang dapat berfungsi sebagai transitive maupun intransitive verbs.
Contoh:
He drops his bottles. (transitif)
The rain drops from the sky. (intransitif)
The contestants still misunderstood then. (transitif)
The contestants still misunderstood. (intransitif)
They grow the rubber trees. (transitif)
Rice grows in the fertile soil. (intransitif)
Ada beberapa verb intransitive yang memakai Objective Noun yang mempunyai satu kesatuan makna dengan kata kerjanya. Objeknya disebut Cognate Object.
Contoh:
He played the fool. (Dia bermain gila-gilaan).
He laughs a hard laugh. (Dia tertawa lebar).
He slept a sound sleep. (Dia tidur nyenyak).
He died a miserable death. (Dia mati melarat).
Ada beberapa verb transitive dan intransitive walaupun sudah mempunyai object tetapi artinya belum sempuma sebelum ditambah kata-kata lain.
Kata Kerja jenis ini diantaranya adalah: make, name, call, find, declare, suppose, consider, bring, give, appoint, seen, hear, dll.
Contoh:
I will make you happy.
I appoint him to be my assistant.
Ada juga kata kerja yang mempunyai pola sebagai berikut:
Kata Kerja + Preposition + Object
Kata Kerja + Preposition + Kata Kerja-ing
Contoh:
We talked about the problem.
She felt sorry for coming late.
Kata-kata kerja untuk pola kedua diantaranya adalah: succeed in, think about/of, dream of, dream about, approve of, look forward to, insist on, decide against, angry with, sorry for, thanks for, dll.
Ada juga Kata Kerja tertentu yang mempunyai pola sebagai berikut:
Kata Kerja + Object + Preposition + Kata Kerja-ing
Contoh:
They accused me of telling lies.
Do you suspect the man of being a spy?
I congratulated Bob on passing the exam.
What prevented him from coming to the party?
I thanked her for being so helpful.
6. Regular & Irregular Verbs
Regular Verb adalah kata kerja yang dapat berubah-ubah sesuai dengan bentuk tense; dan perubahan bentuk kata kerja itu secara teratur.
Contoh perubahan Kata Kerja jenis ini adalah:
Call - called - called
Admit - admitted - admitted
Submit - submitted - submitted
Invite - invited - invited
Irregular Verb adalah kata kerja yang mempunyai fungsi sama dengan regular verb, tetapi perubahan bentuk kata kerja ini secara tidak teratur.
Contoh perubahan kata kerja jenis ini adalah:
Read - Read - Read
Come - came - come
Begin - began - begun
Sleep - slept - slept
Article : What Cloud Computing Really Means
The next big trend sounds nebulous, but it's not so fuzzy when you view the value proposition from the perspective of IT professionals
Cloud computing is all the rage. "It's become the phrase du jour," says Gartner senior analyst Ben Pring, echoing many of his peers. The problem is that (as with Web 2.0) everyone seems to have a different definition.
As a metaphor for the Internet, "the cloud" is a familiar cliché, but when combined with "computing," the meaning gets bigger and fuzzier. Some analysts and vendors define cloud computing narrowly as an updated version of utility computing: basically virtual servers available over the Internet. Others go very broad, arguing anything you consume outside the firewall is "in the cloud," including conventional outsourcing.
[ Get the no-nonsense explanations and advice you need to take real advantage of cloud computing in InfoWorld editors' 21-page Cloud Computing Deep Dive PDF special report, then go deeper in our Private Cloud Deep Dive. | Stay up on the cloud with InfoWorld's Cloud Computing Report newsletter. ]
Cloud computing comes into focus only when you think about what IT always needs: a way to increase capacity or add capabilities on the fly without investing in new infrastructure, training new personnel, or licensing new software. Cloud computing encompasses any subscription-based or pay-per-use service that, in real time over the Internet, extends IT's existing capabilities.
Cloud computing is at an early stage, with a motley crew of providers large and small delivering a slew of cloud-based services, from full-blown applications to storage services to spam filtering. Yes, utility-style infrastructure providers are part of the mix, but so are SaaS (software as a service) providers such as Salesforce.com. Today, for the most part, IT must plug into cloud-based services individually, but cloud computing aggregators and integrators are already emerging.
InfoWorld talked to dozens of vendors, analysts, and IT customers to tease out the various components of cloud computing. Based on those discussions, here's a rough breakdown of what cloud computing is all about:
1. SaaS
This type of cloud computing delivers a single application through the browser to thousands of customers using a multitenant architecture. On the customer side, it means no upfront investment in servers or software licensing; on the provider side, with just one app to maintain, costs are low compared to conventional hosting. Salesforce.com is by far the best-known example among enterprise applications, but SaaS is also common for HR apps and has even worked its way up the food chain to ERP, with players such as Workday. And who could have predicted the sudden rise of SaaS "desktop" applications, such as Google Apps and Zoho Office?
2. Utility computing
The idea is not new, but this form of cloud computing is getting new life from Amazon.com, Sun, IBM, and others who now offer storage and virtual servers that IT can access on demand. Early enterprise adopters mainly use utility computing for supplemental, non-mission-critical needs, but one day, they may replace parts of the datacenter. Other providers offer solutions that help IT create virtual datacenters from commodity servers, such as 3Tera's AppLogic and Cohesive Flexible Technologies' Elastic Server on Demand. Liquid Computing's LiquidQ offers similar capabilities, enabling IT to stitch together memory, I/O, storage, and computational capacity as a virtualized resource pool available over the network.
3. Web services in the cloud
Closely related to SaaS, Web service providers offer APIs that enable developers to exploit functionality over the Internet, rather than delivering full-blown applications. They range from providers offering discrete business services -- such as Strike Iron and Xignite -- to the full range of APIs offered by Google Maps, ADP payroll processing, the U.S. Postal Service, Bloomberg, and even conventional credit card processing services.
4. Platform as a service
Another SaaS variation, this form of cloud computing delivers development environments as a service. You build your own applications that run on the provider's infrastructure and are delivered to your users via the Internet from the provider's servers. Like Legos, these services are constrained by the vendor's design and capabilities, so you don't get complete freedom, but you do get predictability and pre-integration. Prime examples include Salesforce.com's Force.com, Coghead and the new Google App Engine. For extremely lightweight development, cloud-based mashup platforms abound, such as Yahoo Pipes or Dapper.net.
5. MSP (managed service providers)
One of the oldest forms of cloud computing, a managed service is basically an application exposed to IT rather than to end-users, such as a virus scanning service for e-mail or an application monitoring service (which Mercury, among others, provides). Managed security services delivered by SecureWorks, IBM, and Verizon fall into this category, as do such cloud-based anti-spam services as Postini, recently acquired by Google. Other offerings include desktop management services, such as those offered by CenterBeam or Everdream.
6. Service commerce platforms
A hybrid of SaaS and MSP, this cloud computing service offers a service hub that users interact with. They're most common in trading environments, such as expense management systems that allow users to order travel or secretarial services from a common platform that then coordinates the service delivery and pricing within the specifications set by the user. Think of it as an automated service bureau. Well-known examples include Rearden Commerce and Ariba.
7. Internet integration
The integration of cloud-based services is in its early days. OpSource, which mainly concerns itself with serving SaaS providers, recently introduced the OpSource Services Bus, which employs in-the-cloud integration technology from a little startup called Boomi. SaaS provider Workday recently acquired another player in this space, CapeClear, an ESB (enterprise service bus) provider that was edging toward b-to-b integration. Way ahead of its time, Grand Central -- which wanted to be a universal "bus in the cloud" to connect SaaS providers and provide integrated solutions to customers -- flamed out in 2005.
Today, with such cloud-based interconnection seldom in evidence, cloud computing might be more accurately described as "sky computing," with many isolated clouds of services which IT customers must plug into individually. On the other hand, as virtualization and SOA permeate the enterprise, the idea of loosely coupled services running on an agile, scalable infrastructure should eventually make every enterprise a node in the cloud. It's a long-running trend with a far-out horizon. But among big metatrends, cloud computing is the hardest one to argue with in the long term.
This article, "What cloud computing really means," was originally published at InfoWorld.com. Follow the latest developments in cloud computing at InfoWorld.com. For the latest developments in business technology news, follow InfoWorld.com on Twitter.
Read more about cloud computing in InfoWorld's Cloud Computing Channel.
sumber : http://www.infoworld.com/d/cloud-computing/what-cloud-computing-really-means-031
What Cloud Computing Really Means
Cloud computing is all the rage. "It's become the phrase du jour," says Gartner senior analyst Ben Pring, echoing many of his peers. The problem is that (as with Web 2.0) everyone seems to have a different definition.
As a metaphor for the Internet, "the cloud" is a familiar cliché, but when combined with "computing," the meaning gets bigger and fuzzier. Some analysts and vendors define cloud computing narrowly as an updated version of utility computing: basically virtual servers available over the Internet. Others go very broad, arguing anything you consume outside the firewall is "in the cloud," including conventional outsourcing.
[ Get the no-nonsense explanations and advice you need to take real advantage of cloud computing in InfoWorld editors' 21-page Cloud Computing Deep Dive PDF special report, then go deeper in our Private Cloud Deep Dive. | Stay up on the cloud with InfoWorld's Cloud Computing Report newsletter. ]
Cloud computing comes into focus only when you think about what IT always needs: a way to increase capacity or add capabilities on the fly without investing in new infrastructure, training new personnel, or licensing new software. Cloud computing encompasses any subscription-based or pay-per-use service that, in real time over the Internet, extends IT's existing capabilities.
Cloud computing is at an early stage, with a motley crew of providers large and small delivering a slew of cloud-based services, from full-blown applications to storage services to spam filtering. Yes, utility-style infrastructure providers are part of the mix, but so are SaaS (software as a service) providers such as Salesforce.com. Today, for the most part, IT must plug into cloud-based services individually, but cloud computing aggregators and integrators are already emerging.
InfoWorld talked to dozens of vendors, analysts, and IT customers to tease out the various components of cloud computing. Based on those discussions, here's a rough breakdown of what cloud computing is all about:
1. SaaS
This type of cloud computing delivers a single application through the browser to thousands of customers using a multitenant architecture. On the customer side, it means no upfront investment in servers or software licensing; on the provider side, with just one app to maintain, costs are low compared to conventional hosting. Salesforce.com is by far the best-known example among enterprise applications, but SaaS is also common for HR apps and has even worked its way up the food chain to ERP, with players such as Workday. And who could have predicted the sudden rise of SaaS "desktop" applications, such as Google Apps and Zoho Office?
2. Utility computing
The idea is not new, but this form of cloud computing is getting new life from Amazon.com, Sun, IBM, and others who now offer storage and virtual servers that IT can access on demand. Early enterprise adopters mainly use utility computing for supplemental, non-mission-critical needs, but one day, they may replace parts of the datacenter. Other providers offer solutions that help IT create virtual datacenters from commodity servers, such as 3Tera's AppLogic and Cohesive Flexible Technologies' Elastic Server on Demand. Liquid Computing's LiquidQ offers similar capabilities, enabling IT to stitch together memory, I/O, storage, and computational capacity as a virtualized resource pool available over the network.
3. Web services in the cloud
Closely related to SaaS, Web service providers offer APIs that enable developers to exploit functionality over the Internet, rather than delivering full-blown applications. They range from providers offering discrete business services -- such as Strike Iron and Xignite -- to the full range of APIs offered by Google Maps, ADP payroll processing, the U.S. Postal Service, Bloomberg, and even conventional credit card processing services.
4. Platform as a service
Another SaaS variation, this form of cloud computing delivers development environments as a service. You build your own applications that run on the provider's infrastructure and are delivered to your users via the Internet from the provider's servers. Like Legos, these services are constrained by the vendor's design and capabilities, so you don't get complete freedom, but you do get predictability and pre-integration. Prime examples include Salesforce.com's Force.com, Coghead and the new Google App Engine. For extremely lightweight development, cloud-based mashup platforms abound, such as Yahoo Pipes or Dapper.net.
5. MSP (managed service providers)
One of the oldest forms of cloud computing, a managed service is basically an application exposed to IT rather than to end-users, such as a virus scanning service for e-mail or an application monitoring service (which Mercury, among others, provides). Managed security services delivered by SecureWorks, IBM, and Verizon fall into this category, as do such cloud-based anti-spam services as Postini, recently acquired by Google. Other offerings include desktop management services, such as those offered by CenterBeam or Everdream.
6. Service commerce platforms
A hybrid of SaaS and MSP, this cloud computing service offers a service hub that users interact with. They're most common in trading environments, such as expense management systems that allow users to order travel or secretarial services from a common platform that then coordinates the service delivery and pricing within the specifications set by the user. Think of it as an automated service bureau. Well-known examples include Rearden Commerce and Ariba.
7. Internet integration
The integration of cloud-based services is in its early days. OpSource, which mainly concerns itself with serving SaaS providers, recently introduced the OpSource Services Bus, which employs in-the-cloud integration technology from a little startup called Boomi. SaaS provider Workday recently acquired another player in this space, CapeClear, an ESB (enterprise service bus) provider that was edging toward b-to-b integration. Way ahead of its time, Grand Central -- which wanted to be a universal "bus in the cloud" to connect SaaS providers and provide integrated solutions to customers -- flamed out in 2005.
Today, with such cloud-based interconnection seldom in evidence, cloud computing might be more accurately described as "sky computing," with many isolated clouds of services which IT customers must plug into individually. On the other hand, as virtualization and SOA permeate the enterprise, the idea of loosely coupled services running on an agile, scalable infrastructure should eventually make every enterprise a node in the cloud. It's a long-running trend with a far-out horizon. But among big metatrends, cloud computing is the hardest one to argue with in the long term.
This article, "What cloud computing really means," was originally published at InfoWorld.com. Follow the latest developments in cloud computing at InfoWorld.com. For the latest developments in business technology news, follow InfoWorld.com on Twitter.
Read more about cloud computing in InfoWorld's Cloud Computing Channel.
Tugas Bahasa Inggris Bisnis
Subject Verb-agreement berarti kalimat yang mempunyai kesesuaian antara subject dan predikat. Dan Anda sudah mengerti bahwa yang bisa menduduki predikat dalam Bhs Inggris adalah tobe, dan Verb.Yang pertama harus diingat dan dimengerti adalah materi Personal pronoun.
Apakah Anda masih ingat tentang pelajaran personal pronoun sebagai subjek, okay kalau sudah lupa kita ulangi pelajaran tersebut:
1. Kalimat Nominal mempunyai susunan subject dan predikat seperti dibawah ini:
Tunggal Tobe Jamak Tobe
Orang I I am we are
Orang II you are you are
Orang III he, she, it is they are
2. Kalimat Verbal mempunyai susunan subject dan predikat sebagai berikut:
Tunggal Kata kerja Jamak Kata kerja
Orang I I Verb 1(tanpa s/es) we Verb 1 (tanpa s/es)
Orang II you Verb 1 (tanpa s/es) you Verb 1 (tanpa s/es)
Kata Orang III he, she, it Verb 1 ( s/es) they Verb 1 (tanpa s/es)
Penguasaan materi diatas adalah dasar dari materi Subject Verb-agreement.
Noun Clause adalah Clause yang digunakan sebagai pengganti noun atau berfungsi sebagai noun (kata benda). Selain Noun Clause ini, sebenarnya masih ada clause lainnya seperti Adverb Clause dan Adjective Clause. Untuk mendalami penjelasan mengenai Noun Clause, silahkan perhatikan penjelasan di bawah ini:
Menurut jenis kalimat asalnya, Noun Clause dapat diklasifikasikan menjadi 4 macam, yaitu:
Statement (pernyataan)
Question (pertanyaan)
Request (permintaan)
Exclamation (seruan).
Penjelasan:
1. Statement
a. Conjunction yang dipakai adalah: "that"
b. Fungsi Klausa ini adalah sebagai:
1) Subjek Kalimat
Kangaroo lives in Australia (statement)
That Kangaroo lives is Australia is well known to all (Noun Clause)
2) Subjek Kalimat setelah "It"
It is well known to all that Kangaroo lives in Australia
3) Objek Pelengkap
My conclusion is that Kangaroo lives in Australia
4) Objek Kata Kerja
All people understand well that Kangaroo lives in Australia
5) Apositif
My conclusion that Kangaroo lives is Australia is correct.
2. Question
A. Yes/No Question
a. Conjunction yang dipakai adalah: "whether (or not/or if)"
b. Fungsi Klausa ini adalah sebagai:
1) Subjek Kalimat
Can she drive the car? (Question)
Whether she can drive the car doesn't concern me. (Noun Clause)
= Whether or not she can drive the car doesn't concern me. (Noun Clause)
= Whether she can drive the car or not doesn't concern me. (Noun Clause)
= Whether or if she can drive the car doesn't concern me. (Noun Clause)
2) Objek Pelengkap
My question is whether she can drive the car.
3) Objek Kata Kerja
I really wonder whether she can drive the car (or not).
4) Objek Kata Depan
We discussed about whether she can drive the car.
B. Wh- Question
a. Conjunction yang dipakai adalah: "kata Tanya itu sendiri"
b. Fungsi Klausa ini adalah sebagai:
1) Subjek Kalimat
What is he doing? (Question)
What she is doing doesn't concern me. (Noun Clause)
2) Objek Pelengkap
My question is what she is doing.
3) Objek Kata Kerja
I really wonder what she is doing.
4) Objek Kata Depan
We discussed about what she is doing.
Catatan:
Posisi kembali normal, tidak seperti posisi sebuah pertanyaan normal.
3. Request
a. Conjunction yang dipakai adalah: "that"
b. Fungsi Klausa ini adalah sebagai:
1) Objek Kata Kerja
Read the book! (Request)
He suggested that I read the book. (Noun Clause)
Catatan:
Tanda seru hilang.
4. Exclamation
a. Conjunction yang dipakai adalah: "kata Tanya yang dipakai pada kalimat itu sendiri"
b. Fungsi Klausa ini adalah sebagai:
1) Objek Kata Kerja
What a pretty girl she is? (Exclamation)
I never realize what a pretty girl she is. (Noun Clause)
2) Objek Kata Depan
We are talking about what a pretty girl she is.
Catatan Tambahan:
Noun Clause dengan "that" digunakan sebagai subjek dari suatu kalimat hanya dengan kata kerja tertentu. Dan kata kerja (verb) yang penting adalah linking verb, khususnya BE.
Noun Clause dengan "that" sering menjadi objek dari verb (kata kerja), beberapa verb berikut ini biasanya mempunyai subjek yang me�nunjukkan manusia. Kata-kata tersebut terutama sekali adalah verb yang digunakan dalam Indirect Speech Berta verb yang menyatakan kegiatan mental.
Kata Kerja Kalimat Tak Langsung
Admit, agree, allege, announce, argue, assert, assure, declare, aver, boast, claim, complain, confess, convince, deny, disagree, explain, foretell, hint, inform, insist, maintain, notify, persuade, pray, predict, proclaim, promise, relate, remark, remind, report, say, state, swear, teach, tell, threaten, warn
Kata Kerja Aktivitas Mental
Ascertain, assume, believe, calculate, care (untuk kalimat negative atau interrogative), conceive, conclude, consider, convince, decide, discover, doubt, dream, expect, fancy, feel, find out, forget, grant, guess, hear, hold (pendapat), hope, imagine, indicate, know, judge, learn, mean, mind (untuk kalimat negative atau interrogative), notice, perceive, presume, pretend, prove, question, realize, recall, reckon, recollect, reflect, regret, rejoice, remember, reveal, see, show, suppose, surmise, think, trust, understand, wish
Contoh:
Alex thinks that Mary is ill.
Bob told me that he had finished breakfast.
Henry says that Jack is very busy.
He insists that there is a mistake.
He complained to his friend that his wife couldn't cook.
Dalam percakapan yang tidak resmi (informal) "that" sering dihilangkan dari objek Clause jika artinya (maksudnya) sudah jelas dapat dimengerti tanpa adanya "that".
Contoh:
I am sorry (that) I couldn't meet you at the station.
He says (that) they plan to come to the dance.
We thought (that) you had already left for abroad.
The reason we returned so early is, (that) one of the children got sick.
Noun Clause dari question (pertanyaan) yang terletak sesudah verb yang memerlukan 2 objek mungkin berfungsi sebagai salah satu atau kedua objek dari verb tersebut.
Contoh:
Give the man (Indirect Object) what is in this envelope (Direct Object)
Give what is in the envelope to the man.
Noun Clause dari pertanyaan mungkin diawali dengan kata-kata tanya yang berfungsi sebagai: Pronouns, Adjectives, atau Adverbs. Kata-kata yang dipakai adalah: Pronoun = who (ever), what (ever(, which. (ever), Adjective = whose, what (ever), which (ever), Adverb = how (ever), when (ever), where (ever), why.
Contoh:
We don't know who will be coming from the employment agency. (who adalah subjek dari will be coming)
We don't know whom the employment agency will send. (whom adalah objek dari will send)
We will ask whoever comes from the employment agency. (whoever adalah subjek dari comes)
We will ask whomever the employment agency sends. (whomever adalah objek dari sends)
Dalam Noun Clause dari pertanyaan, subjek dan verb mempunyai susunan yang umum, yakni terletak sesudah introductory word.
Noun Clause dari permintaan dimulai dengan that- Clause ini paling sering merupakan objek dari verb yang menyatakan permintaan, saran, atau keinginan dan sebagainya.
Contoh:
He is requesting that a company car be placed at his disposal.
The doctor recommended that he take a vacation.
It was suggested that she leave immediately.
It was proposed that the meeting be adjourned.
Pengertian Klausa
Klausa ialah satuan gramatikal, berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri dari subjek (S) dan predikat (P), dan mempunyai potensi untuk menjadi kalimat (Kridalaksana dkk, 1980:208). Klausa ialah unsur kalimat, karena sebagian besar kalimat terdiri dari dua unsur klausa (Rusmaji, 113). Unsur inti klausa adalah S dan P. Namun demikian, S juga sering juga dibuangkan, misalnya dalam kalimat luas sebagai akibat dari penggabungan klausa, dan kalimat jawaban (Ramlan, 1981:62.
Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa klausa adalah satuan gramatik yang terdiri atas predikat, baik diikuti oleh subjek, objek, pelengkap, keterangan atau tidak dan merupakan bagian dari kalimat. Penanda klausa adalah P, tetapi yang menjadi klausa bukan hanya P, jika mempunyai S, klausa terdiri atas S dan P. Jika mempunyai S, klausa terdiri dari atas S, P, dan O. jika tidak memiliki O dan Ket, klausa terdiri atas P, O, dan Ket. Demikian seterusnya.Penanda klausa adalah P, tetapi yang dianggap sebagai unsure inti klausa adalah S dan P.
Penanda klausa adalah P, tetapi dalam realisasinya P itu bias juga tidak muncul misalnya dalam kalimta jawaban atau dalam bahasa Indonesia lisan tidak resmi. Contoh :
Pertanyaan : kamu memanggil siapa?
Jawaban : teman satu kampus S dan P-nya dihilangkan.
Contoh pada bahasa tidak resmi : saya telat! P-nya dihilangkan.
Klausa merupakan bagian dari kalimat. Oleh karena itu, klausa bukan kalimat. Klausa belum mempunyai intonasi lengkap. Sementara itu kalimat sudah mempunyai intonasi lengkap yang ditandai dengan adanya kesenyapan awal dan kesenyapan akhir yang menunjukkan bahwa kalimat tersebut sudah selesai. Klausa sudah pasti mempunyai P, sedangkan kalimat belum tentu mempunyai P.
Jenis-jenis Klausa
Ada tiga dasar yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan klausa. Ketiga dasar itu adalah (1) Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya (BSI), (2) Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang menegatifkan P (BUN), dan (3) Klasifikasi klausa berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P (BKF). Berikut hasil klasifikasinya :
Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya.
Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya mengacu pada hadir tidaknya unsur inti klausa, yaitu S dan P. Dengan demikian, unsur ini klausa yang bisa tidak hadir adalah S, sedangkan P sebagai unsur inti klausa selalu hadir. Atas dasar itu, maka hasil klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya, berikut klasifikasinya :
Klausa Lengkap
Klausa lengkap ialah klausa yang semua unsur intinya hadir.
Klausa ini diklasifikasikan lagi berdasarkan urutan S dan P menjadi :
Klausa versi, yaitu klausa yang S-nya mendahului P. Contoh :
Kondisinya sudah baik.
Rumah itu sangat besar.
Mobil itu masih baru.
Klausa inversi, yaitu klausa yang P-nya mendahului S. Contoh :
Sudah baik kondisinya.
Sangat besar rumah itu.
Masih baru mobil itu.
Klausa Tidak Lengkap
Klausa tidak lengkap yaitu klausa yang tidak semua unsur intinya hadir. Biasanya dalam klausa ini yang hadir hanya S saja atau P saja. Sedangkan unsur inti yang lain dihilangkan.
Penalaran
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum.
Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.
Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.
Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Pembuktian induktif, kadang-kadang disebut logika induktif, adalah proses pembuktian dimana suatu argumen diduga mendukung kesimpulan tapi tidak bersinambungan dengannya; contoh: mereka tidak menjamin kebenaran itu. Induksi adalah bentuk pembuktian yang membuat generalisasi berdasarkan pendapat sesorang. Digunakan untuk menjelaskan properti atau relasi tipe berdasarkan sebuah observasi (contohnya, pada jumlah observasi atau pengalaman); atau untuk membuat hukum berdasarkan observasi terbatas dalam mempelajari alur fenomena. induksi ditetapkan, contohnya, dalam menggunakan preposisi spesifik seperti:
Es ini dingin. (atau: Semua es yang pernah kusentuh dingin.)
Bola biliar bergerak ketika didorong tongkat. (atau: Dari seratus bola biliar yang didorong tongkat, semuanya bergerak.)
untuk membedakan preposisi umum seperti:
Semua es dingin.
Semua bola biliar bergerak ketika didorong tongkat.
Contoh lainnya adalah:
3+5=8 dan delapan adalah angka genap. Sebuah angka ganjil yang ditambahkan dengan angka ganjil lain akan menghasilkan angka genap.
Perlu diingat bahwa induksi matematika bukanlah bentuk pembuktian induktif. Induksi matematika adalah bentuk dari pembuktian deduktif.
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Contoh 1: Hasani adalah seorang mahasiswa dan ia berkulit cokelat
Contoh 2: Jodi adalah seorang mahasiswa dan ia berkulit cokelat
Pernyataan "semua mahasiswa berkulit cokelat" hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya : andri juga mahasiswa tetapi tidak berkulit cokelat
Macam-macam generalisasi
Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: sensus penduduk
Generalisasi tidak sempurna
Adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana jeans
Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna
Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
2. Sampel harus bervariasi.
3. Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Konsep dan simbol dalam penalaran
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.
Deduktif
Pembuktian melalui deduksi adalah sebuah jalan pemikiran yang menggunakan argumen-argumen deduktif untuk beralih dari premis-premis yang ada, yang dianggap benar, kepada kesimpulan-kesimpulan, yang mestinya benar apabila premis-premisnya benar.[1]
Contoh klasik dari penalaran deduktif, yang diberikan oleh Aristoteles, ialah
• Semua manusia fana (pasti akan mati). (premis mayor)
• Sokrates adalah manusia. (premis minor)
• Sokrates pasti (akan) mati. (kesimpulan)
Untuk pembahasan deduktif secara terinci seperti yang dipahami dalam filsafat, lihat Logika. Untuk pembahasan teknis tentang deduksi seperti yang dipahami dalam matematika, lihat logika matematika.
Penalaran deduktif seringkali dikontraskan dengan penalaran induktif, yang menggunakan sejumlah besar contoh partikulir lalu mengambil kesimpulan umum.
Logika deduktif
Penalaran deduktif didukung oleh logika deduktif.
Misalnya:
Apel adalah buah.
Semua buah tumbuh di pohon.
Karena itu semua apel tumbuh di pohon.
Atau
Apel adalah buah.
Sebagian apel berwarna merah.
Karena itu sebagian buah berwarna merah.
Premis yang pertama mungkin keliru, namun siapapun yang menerima premis ini dipaksa untuk menerima kesimpulannya.
Penalaran deduktif harus dibedakan dari konsep yang terkait yaitu deduksi alamiah, sebuah pendekatan kepada teori pembuktian bahwa upaya-upaya untuk memberikan sebuah model penalaran logis yang formal sebagaimana ia terjadi "secara alamiah".
Tabel di bawah ini menunjukkan beberapa ciri utama yang membedakan penalaran induktif dan deduktif.
Deduktif Induktif
Jika semua premis benar maka kesimpulan pasti benar Jika premis benar, kesimpulan mungkin benar, tapi tak pasti benar.
Semua informasi atau fakta pada kesimpulan sudah ada, sekurangnya secara implisit, dalam premis. Kesimpulan memuat informasi yang tak ada, bahkan secara implisit, dalam premis.