RSS Feed

PROPOSAL TUGAS AKHIR



Judul               : SISTEM PENGENDALI OTOMASTIS DAN DETEKSI
  KEADAAN PERALATAN RUMAH MENGGUNAKAN SMS
  CONTROLLER

Nama               : HASANI
NPM               : 20108927
Jurusan            : SISTEM KOMPUTER
Strata               : S-1
Kelas               : 4KB01



  1. Ringkasan / Abstrak

Tentang penelitian ini, menjelaskan sebuah alat kendali jarak jauh memakai layanan Short Message Service (SMS )untuk mengendalikan 4 buah relay dan mendeteksi peralatan rumah. Penelitian yang berjudul Sistem Pengendali Otomastis dan Deteksi keadaan Peralatan Rumah Menggunakan Sms Controller ini secara langsung mengontrol 4 buah relay yang nantinya bisa mengendalikan beberapa sistem elektronik seperti komputer, televisi, Air Conditioner, lampu dan lain  sebagainya. Penulis disini membuat rangkaian Sistem Pengendali Otomastis dan Deteksi keadaan Peralatan Rumah Menggunakan Sms Controller, terdiri dari handphone receiver, mikrokontroler, dan sebagai output kami menggunakan 1 buah rangkaian alarma rumah, 2 buah fan, dan 1 buah rangkaian LDR untuk mendeteksi cuaca di sekitar demi efisiensi penggunaan led yang dalam implementasinya bisa sampai lampu rumah yaitu saat cuaca gelap (malam hari) maka lampu akan otomatis hidup dan saat cuaca (siang hari) maka lampu otomatis akan mati.

Cara kerja 4 relay tersebut adalah ketika pengguna menghidupkan 4 buah relay dengan menggunakan sms dan perintah tertentu yang diterima oleh ponsel penerima, maka mikrokontroller akan membaca perintah tersebut dan mengkonversinya dengan bahasa C, yang kemudian akan diteruskan sebagai perintah hidup oleh keempat relay. Ketika relay hidup (saturasi), maka akan mengirimkan sinyal ke mikrokontroller yang nantinya akan dikirimkan oleh ponsel penerima sebagai pesan bahwa relay tersebut telah aktif.

  1. Latar Belakang Masalah

Seseorang yang lupa untuk mengontrol alat-alat elektronik atau alat-alat listrik  resikonya bisa berakibat fatal. Teknologi dan inovasi alat yang menggunakan sistem kendali jarak jauh, turut mengalami perubahan dan perkembangan yang didesain mampu mengikuti beberapa poin kesalahan manusia yang mendasar. Alat sistem kendali jarak jauh yang mengikuti perubahan salah satunya adalah Sistem Pengendali Otomastis dan Deteksi keadaan Peralatan Rumah Menggunakan Sms Controller. Penggunaan Sistem Pengendali Otomastis dan Deteksi keadaan Peralatan Rumah Menggunakan Sms Controller dimaksudkan dapat membantu mempermudah perbaikan kesalahan jika terjadi kesalahan manusia khususnya lupa mengendalikan alat-alat elektronik dan listrik untuk mengantisipasi atau meminimalisir terjadinya resiko akibat kelupaan mengontrol alat-alat tersebut serta membantu pengguna dalam mengamankan rumah. Sistem Pengendali Otomastis dan Deteksi keadaan Peralatan Rumah Menggunakan Sms Controller bisa bekerja tidak terikat dengan waktu, tempat, dan cuaca, di mana kita bisa menggunakan alat tersebut kapan saja dan dimana saja. Tentunya dengan syarat sinyal handphone tranceiver dan receiver jangan sampai lemah atau low, harus dalam keadaan good atau strength. Terakhir, pengguna harus memperhatikan ponsel penerima agar selalu terisi pulsa, untuk dapat terus memberikan SMS pemberitahuan saat dibutuhkan.

Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, maka penulis mengangkat salah satu solusi dalam penggunaan sistem kendali jarak jauh yaitu bagaimana menerapkan proses pengendalian jarak jauh jika terjadi kelupaan seseorang mengontrol alat-alat elektronik dan listrik. Penulis membuat Sistem Pengendali Otomastis dan Deteksi keadaan Peralatan Rumah Menggunakan Sms Controller dengan tujuan mengontrol atau mengendalikan perlatan elektronik dan juga keamanan rumah.

  1. Batasan Masalah
     
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, maka penulis akan membatasi hal-hal yang berkaitan dengan perancangan Sistem Pengendali Otomastis dan Deteksi Keadaan Peralatan Rumah Menggunakan Sms Controller, dimana SMS yang dikirim oleh ponsel pengirim jika diterima oleh ponsel penerima, mikrokontroller akan memproses SMS format PDU tersebut, lalu mengendalikan relay 1 samapi relay 4, dan mengirmkannya kembali ke ponsel pengirim. Analisa dibahas adalah proses pengolahan sms format PDU dan pengendalian 4 relay dari Sistem Pengendali Otomastis dan Deteksi Keadaan Peralatan Rumah Menggunakan Sms Controller.

  1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang, maksud dan tujuan penulisan mengenai penerapan system kendali jarak jauh dalam penggunaan Sistem Pengendali Otomastis dan Deteksi Keadaan Peralatan Rumah Menggunakan Sms Controller sebagai berikut:
a)      Membuat dan mengetahui pengendalian jarak jauh dan cara kerja Sistem Pengendali Otomastis dan Deteksi Keadaan Peralatan Rumah Menggunakan Sms Controller dengan melihat kode sms yang dikirim.
b)      Memperbesar tingkat efektifitas dan efisiensi Sistem Pengendali Otomastis dan Deteksi Keadaan Peralatan Rumah Menggunakan Sms Controller sehingga dapat mempermudah memperbaiki kesalahan manusia.
c)      Memodifikasi Sistem Pengendali Otomastis dan Deteksi Keadaan Peralatan Rumah Menggunakan Sms Controller dengan menambahkan rangkaian LDR untuk mendeteksi cahaya sekitar dalam pengaktifan led.
d)     Sistem Pengendali Otomastis dan Deteksi Keadaan Peralatan Rumah Menggunakan Sms Controller dapat diaplikasikan dalam smart house, smart building, sistem keamanan dan sistem kendali jarak jauh lainnya.

  1. Tinjauan Pustaka
     
      Tinjauan pustaka pada penelitian mengambil referensi dari buku-buku, tutorial di lab, serta mencari referensi lain yang dianggap bisa dijadikan acuan penelitian ini seperti situs internet, konsultasi ataupun mencoba lansung komponen yang akan digunakan.

6.      Metode Penelitian

      Penulisan ini menggunakan beberapa metode penelitian, antara lain:
a)      Studi Pustaka, yaitu dengan mengambil referensi dari berbagai sumber baik melalui situs internet maupun buku-buku elektronika dan pemrograman.
b)      Studi Lapangan, yaitu dengan mengamati, meneliti, mengumpulkan dan menganalisa secara langsung segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian.
c)      Konsultasi, yaitu mencari sumber dengan cara bertanya kepada narasumber yang lebih berpengalaman di bidang elektronika dan pemrograman.

Hasil yang Diharapkan

      Diharapkan Sistem Pengendali Otomastis dan Deteksi Keadaan Peralatan Rumah Menggunakan Sms Controller ini digunakan untuk berbagai keperluan, khususnya untuk pengamanan dan pengendalian alat-alat elektronik di rumah.

Rencana dan Jadwal Kerja

      Di bawah ini adalah time frame, dalam perancangan Sistem Pengendali Otomastis dan Deteksi Keadaan Peralatan Rumah Menggunakan Sms Controller, yang akan penulis buat, bila proposal pengajuan ini diterima.

Kegiatan
Bulan Ke-
1
2
3
4
5
6
Studi Pustaka






Pengadaan Alat dan Bahan






Perancangan Sistem dan Modul






Pembuatan Prototipe






Pembuatan Program






Pengujian Prototipe






Interpretasi Hasil Uji






Pembuatan Laporan













  














DAFTAR PUSTAKA
 [1.]            Azhari Surya Adiputra, “Pengenalan Code Vision AVR (CVAVR)”, http://www.workshopitb.com/?page_id=274, 23 Januari 2011
 [2.]            Lingga Wardhana, Belajar Sendiri Mikrokontroler AVR seri ATMEGA8535, Penerbit ANDI,  Yogyakarta, 2006.
 [3.]            Winoto Ardi, Mikrokontroler AVR ATMega8/32/16/8535 dan Pemrograman dengan Bahasa C pada WinAVR, Penerbit Informatika, Jakarta, 2010
 [4.]            URL: http://jajangrohimat.files.wordpress.com/2010/07/komponen.doc, 2010
 [6.]            URL: http://pintar-elektronika.blogspot.com/search/?q=resistor, 2009
 [7.]            URL: http://pintar-elektronika.blogspot.com/2009/10/resistor.html, 2009
 [8.]            URL: http://www.mikron123.com/index.php/Aplikasi-SMS/AT-Command-Untuk-SMS.html, 2011
 [9.]            URL : http://id.wikipedia.org/wiki/Transistor, 2011
[10.]            URL : http://id.wikipedia.org/wiki/Dioda, 2011
[11.]            URL : http://id.wikipedia.org/wiki/Dioda_Zener, 2011
[12.]            URL : http://id.wikipedia.org/wiki/Relai, 2011

TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN JENIS DATA


Teknik Pengumpulan Data

Interview (wawancara); dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun menggunakan telepon
•Wawancara terstruktur menggunakan instrumen. Contoh:
1.    Bagaimanakah tanggapan Bapak/Ibu terhadap model mobil merk Honda?
    a.    Sangat bagus
    b.    Bagus
    c.    Tidak Bagus
    d.    Sangat Tidak Bagus
2.    Bagaimanakah kualitas mesinnya?
    e.    Sangat bagus
    f.    Bagus
    g.    Tidak Bagus
    h.    Sangat Tidak Bagus

•Wawancara tidak terstruktur/wawancara bebas, pedoman wawancara berupa garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Contoh: bagaimanakah pendapat Bapak/Ibu terhadap kebijakan pemerintah tentang impor gula saat ini? Bagaimana dampaknya terhadap pedagang dan petani?

Kuesioner (angket); dengan pertanyaan tertutup/terbuka bisa diberikan kepada  responden melalui pos atau internet. Prinsip penulisan angket:
1.    Isi pertanyaan yang berbentuk pengukuran harus teliti, skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.
2.    Bahasa yang digunakan mudah.
3.    Pertanyaan dapat terbuka atau tertutup.
4.    Pertanyaan tidak mempunyai arti yang mendua.
5.    Tidak menanyakan yang sudah lupa.
6.    Pertanyaan tidak menggiring ke jawaban yang baik atau yang jelek saja.
7.    Pertanyaan tidak terlalu panjang.
8.    Urutan pertanyaan: dari yang umum ke spesifik, dari mudah ke sulit.
9.    Memenuhi prinsip pengukuran (valid dan reliabel).
10.    Penampilan fisik angket bagus.

Observasi (pengamatan)
•Observasi berperanserta (partisipant observation), dimana peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Misal, peneliti berperan sebagai karyawan yang mengamati perilaku karyawan dalam bekerja tentang semangat kerjanya, hubungan antar karyawan, hubungan antara karyawan dengan supervisor dan pimpinan, dan lain-lain.

•Observasi nonpartisipan, dimana peneliti hanya sebagai pengamat independen. Misal peneliti dalam suatu pusat perbelanjaan mengamati bagaimana perilaku pembeli terhadap barang-barang yang paling diminati oleh para pembeli.

•Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis tentang apa yang akan diamati dan dimana tempatnya. Peneliti telah mengetahui dengan pasti variabel apa yang akan diamati.

•Observasi tidak terastruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Peneliti tidak tahu secara pasti apa saja yang akan diamati.

Gabungan ketiganya, yakni menggunakan wawancara, kuesioner dan observasi.

Kegiatan menganalisis data meliputi pengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis (jika ada perumusan hipotesis).










Jenis Data

Data Sekunder (Secindary Data)
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.
Sebelum proses pencarian data sekunder dilakukan, kita perlu melakukan identifikasi kebutuhan terlebih dahulu. identifikasi dapat dilakukan dengan cara membuat pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1) Apakah kita memerlukan data sekunder dalam menyelesaikan masalah yang akan diteliti? 2) Data sekunder seperti apa yang kita butuhkan? Identifikasi data sekunder yang kita butuhkan akan membantu mempercepat dalam pencarian dan penghematan waktu serta biaya.
Data sekunder dapat dipergunakan untuk hal-hal sebagai berikut:
a.  Pemahaman Masalah:Data sekunder dapat digunakan sebagai sarana pendukung untuk memahami masalah yang akan kita teliti. Sebagai contoh apabila kita akan melakukan penelitian dalam suatu perusahaan, perusahaan menyediakan company profile atau data administratif lainnya yang dapat kita gunakan sebagai pemicu untuk memahami persoalan yang muncul dalam perusahaan tersebut dan yang akan kita gunakan sebagai masalah penelitian.
b. Penjelasan Masalah: Data sekunder bermanfaat sekali untuk memperjelas masalah dan menjadi lebih operasional dalam penelitian karena didasarkan pada data sekunder yang tersedia, kita dapat mengetahui komponen-komponen situasi lingkungan yang mengelilinginya. Hal ini akan menjadi lebih mudah bagi peneliti untuk memahami persoalan yang akan diteliti, khususnya mendapatkan pengertian yang lebih baik mengenai pengalaman-pengalaman yang mirip dengan persoalan yang akan diteliti
c.   Formulasi Alternative-Alternative Penyelesaian Masalah yang Layak
Sebelum kita mengambil suatu keputusan, kadang kita memerlukan beberapa alternative lain. Data sekunder akan bermanfaat dalam memunculkan beberapa alternative lain yang mendukung dalam penyelesaian masalah yang akan diteliti. Dengan semakin banyaknya informasi yang kita dapatkan, maka peneyelesaian masalah akan menjadi jauh lebih mudah.
d.  Solusi Masalah: Data sekunder disamping memberi manfaat dalam membantu mendefinisikan dan mengembangkan masalah, data sekunder juga kadang dapat memunculkan solusi permasalahan yang ada. Tidak jarang persoalan yang akan kita teliti akan mendapatkan jawabannya hanya didasarkan pada data sekunder saja.
Kita perlu memilih metode pencarian data sekunder apakah itu akan dilakukan secara manual atau dilakukan secara online. Jika dilakukan secara manual, maka kita harus menentukan strategi pencarian dengan cara menspesifikasi lokasi data yang potensial, yaitu: lokasi internal dan / atau lokasi eksternal. Jika pencarian dilakukan secara online, maka kita perlu menentukan tipe strategi pencarian; kemudian kita memilih layanan-layanan penyedia informasi ataupun database yang cocok dengan masalah yang akan kita teliti.
Setelah metode pencarian data sekunder kita tentukan, langkah berikutnya ialah melakukan penyaringan dan pengumpulan data. Penyaringan dilakukan agar kita hanya mendapatkan data sekunder yang sesuai saja, sedang yang tidak sesuai dapat kita abaikan. Setelah proses penyaringan selesai, maka pengumpulan data dapat dilaksanakan.
Data yang telah terkumpul perlu kita evaluasi terlebih dahulu, khususnya  berkaitan  dengan kualitas dan kecukupan data. Jika peneliti merasa bahwa kualitas data sudah dirasakan baik dan jumlah data sudah cukup, maka data tersebut dapat kita gunakan untuk menjawab masalah yang akan kita teliti.
Tahap terakhir strategi pencarian data ialah menggunakan data tersebut untuk menjawab masalah yang kita teliti. Jika data dapat digunakan untuk menjawab masalah yang sudah dirumuskan, maka tindakan selanjutnya ialah menyelesaikan penelitian tersebut. Jika data tidak dapat digunakan untuk menjawab masalah, maka pencarian data sekunder harus dilakukan lagi dengan strategi yang sama.
Pengambilan data sekunder tidak boleh dilakukan secara sembarangan, oleh karena itu kita memerlukan metode tertentu. Cara-cara pengambilan data dapat dilakukan secara a) manual, b) online dan c) kombinasi manual dan online.
a.   Pencarian Secara Manual
Sampai saat ini masih banyak organisasi, perusahaan, kantor yang tidak mempunyai data base lengkap yang dapat diakses secara online. Oleh karena itu, kita masih perlu melakukan pencarian secara manual. Pencarian secara manual bisa menjadi sulit jika kita tidak tahu metodenya, karena banyaknya data sekunder yang tersedia dalam suatu organisasi, atau sebaliknya karena sedikitnya data yang ada. Cara yang paling efisien ialah dengan melihat buku indeks, daftar pustaka, referensi, dan literature yang sesuai dengan persoalan yang akan diteliti. Data sekunder dari sudut pandang peneliti dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu data internal__ data yang sudah tersedia di lapangan; dan data eksternal__ data yang dapat diperoleh dari berbagai sumber lain.
*) Lokasi Internal: Lokasi internal dapat dibagi dua sebagai sumber informasi yang berasal dari database khusus dan database umum. Data base khusus biasanya berisi informasi penting perusahaan yang biasanyan dirahasiakan dan tidak disediakan untuk umum, misalnya, data akutansi, keuangan, sdm, data penjualan dan informasi penting lainnya yang hanya boleh diketahui oleh orang-orang tertentu di perusahaan tersebut. Data jenis ini akan banyak membantu dalam mendeteksi dan memberikan pemecahan terhadap masalah yang akan kita teliti di perusahaan tersebut.
Sebaliknya, database umum berisi data yang tidak bersifat rahasia bagi perusahaan dan boleh diketahui oleh umum. Data jenis ini biasanya dapat diketemukan di perpustakaan kantor / perusaahaan atau disimpan dalam  komputer yang dapat diakses secara umum. Data ini diperoleh dari luar perusahaan biasanya berbentuk dokumen-dokumen peraturan pemerintah mengenai perdagangan, berita, jurnal perusahaan, profil perusahaan dan data-data umum lainnya.
*) Lokasi Eksternal: Data eksternal dapat dicari dengan mudah karena biasanya data ini tersimpan di perpustakaan umum, perpustakaan kantor-kantor pemerintah atau swasta dan universitas, biro pusat statistik dan asosiasi perdagangan,  dan biasanya sudah dalam bentuk standar yang mudah dibaca, seperti petunjuk penelitian, daftar pustaka, ensiklopedi, kamus, buku indeks, buku data statistik dan buku-buku sejenis lainnya.
b.   Pencarian Secara Online
Dengan berkembangnya teknologi Internet maka munculah banyak data base yang menjual berbagai informasi bisnis maupun non-bisnis. Data base ini dikelola oleh sejumlah perusahaan jasa yang menyediakan informasi dan data untuk kepentingan bisinis maupun non-bisnis. Tujuannya ialah untuk memudahkan perusahaan, peneliti dan pengguna lainnya dalam mencari data.
Pencarian secara online memberikan banyak keuntungan bagi peneliti, diantaranya ialah: a) hemat waktu: karena kita dapat melakukan hanya dengan duduk didepan komputer, b) ketuntasan: melalui media Internet dan portal tertentu kita dapat mengakses secara tuntas informasi yang tersedia kapan saja tanpa dibatasi waktu, c) Kesesuaian: peneliti dapat mencari sumber-sumber data dan informasi yang sesuai dengan mudah dan cepat, d)hemat biaya: dengan menghemat waktu dan cepat dalam memperoleh  informasi yang sesuai berarti kita banyak menghemat biaya.
Kriteria Dalam Mengevaluasi Data Sekunder
Ketepatan memilih data sekunder dapat dievaluasi dengan kriteria sebagai berikut:
•    Waktu Keberlakuan: Apakah data mempunyai keberlakuan waktu? Apakah data dapat kita peroleh pada saat diutuhkan. Jika saat dibutuhkan data tidak tersedia atau sudah kedaluwarsa, maka sebaiknya jangan digunakan lagi untuk penelitian kita.
•    Kesesuaian: Apakah data sesuai dengan kebutuhan kita? Kesesuaian berhubungan dengan kemampuan data untuk digunakan menjawab masalah yang sedang diteliti.
•    Ketepatan: Apakah kita dapat mengetahui sumber-sumber kesalahan yang dapat mempengaruhi ketepatan data, misalnya apakah sumber data dapat dipercaya? Bagaimana data tersebut dikumpulkan atau metode apa yang digunakan untuk mengumpulkan data tersebut?
•    Biaya: Berapa besar biaya untuk mendapatkan data sekunder tersebut? Jika biaya jauh lebih dari manfaatnya, sebaiknya kita tidak perlu menggunaknnya.
2.2.2   Data Primer (Primary Data)
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer yaitu : (1) metode survei dan (2) metode observasi.
Metode Survei (Survey Methods)
•    Metode survei merupakan metode pengumpulan data primer yang menggunakan pertanyaan lisan dan tertulis.
•    Metode ini memerlukan adanya kontak atau hubungan antara peneliti dengan subjek (responden) penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan.
•    Data yang diperoleh sebagian besar merupakan data deskriptif, akan tatapi pengumpulan data dapat dirancang untuk menjelesakan sebab akibat atau mengungkapkan ide-ide.
•    Umumnya digunakan untuk mengumpulkan data yang sama dari banyak subjek.
•    Teknik yang digunakan adalah (1) wawancara, dan (2) kuesioner.
Wawancara (Interview)
•    Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada responden atau subjek penelitian.
•    Teknik wawancara dilakukan jika peneliti memerlukan komunikasi atau hubungan dengan responden.
•    Data yang dikumpulkan umumnya berupa masalah tertentu yang bersifat kompleks, sensitif atau kontroversial, sehingga kemungkinan jika dilakukan dengan kuesioner akan kurang memperoleh tanggapan responden.
•    Teknik ini terutama untuk responden yang tidak dapat membaca-menulis atau sejenis pertanyaan yang memerlukan penjelasan dari pewawancara atau memerlukan penerjemahan.
•    Teknik wawancara dapat dilakukan dengan (1) melalui tatap muka dan (2) melalui telepon.
Wawancara Tatap Muka (Personal atau Face-to-face Interviews)
Kelebihan teknik wawancara melalui tatap muka daripada melalui telepon atau pun kuesioner :
•    Memungkinkan untuk mengajukan banyak pertanyaan yang memerlukan waktu yang panjang.
•    Memungkinkan bagi pewawancara untuk memahami kompleksitas masalah dan menjelaskan maksud penelitian kepada responden.
•    Partisipasi responden lebih tinggi dibandingkan teknik kuesioner.
Kelemahannya :
•    Kemungkinan jawaban responden bias karena terpengaruh pewawancara.
•    Memerlukan banyak biaya dan tenaga jika jumlah responden relatif banyak dan lokasi wawancara secara geografis terpencar.
Wawancara dengan Telepon (Telephone Interviews)
Kelebihan teknik ini dibandingkan tatap muka :
•    Dapat menjangkau responden yang letak geografisnya terpencar.
•    Biaya lebih murah dan tenaga yang diperlukan relatif sedikit serta waktu yang diperlukan lebih cepat.
Kelemahannya :
•    Pewancara tidak dapat mengamati ekspresi responden yang pada kondisi tertentu diperlukan untuk menyakinkan apakah responden menjawab sesuai dengan fakta.
•    Ada kemungkinan diputuskan sewaktu-waktu jika responden keberatan untuk menjawab pertanyaan.
•    Tidak semua responden mempunyai telepon
•    Terbatasnya jumlah dan waktu untuk pertanyaan.
•    Teknik ini dapat dibantu dengan komputer untuk mencatat jawaban responden da secara otomatis jawaban responden akan disimpan dalam memori komputer. Computer-Asisted Telephone Interviewing umumnya memerlukan jawaban responden yang terstruktur berdasarkan program tertentu.
Kuesioner (Questionnaires)
Teknik ini memberikan tanggungjawab kepada responden untuk membaca dan menjawab pertanyaan. Kuesioner dapat didistribusikan dengan berbagai cara, antara lain : secara langsung disampaikan oleh peneliti, dikirim bersama paket atau majalah, diletakkan di tempat-tempat ramai, melalui pos faksimile atau komputer.
Survei memerlukan data primer dengan menggunakan kuesioner sebagai sarana pengambilan datanya. Jika dilakukan secara online melalui Internet, ada teknik-teknik yang berbeda dengan cara pengambilan data secara manual. Tulisan ini akan membahas strategi dan teknik dalam mencari dan mengumpulkan data primer di Internet, etika pencarian data, sumber-sumber data primer, validasi data, kendala dan solusi serta pertimbangan-pertimbangan lainnya.
Kuesioner secara Personal (Personally Administered Quistionnaires)
Jika lokasi antar responden relatif berdekatan seperti dalam satu perusahaan, maka teknik merupakan cara yang sesuai. Teknik ini seperti halnya wawancara tatap muka, biayanya relatif mahal jika jumlah responden relatif banyak dan letak geografisnya terpencar.
Kuesioner Lewat Pos (Mail Quistionnaires)
•    Kusioner yang diajukan kepada responden dan  jawabannya  dikirim  lewat pos.
•    Memungkinkan peneliti memperoleh jawaban dari responden yang terpencar letak geografisnya.
•    Jumlah pertanyaan yang diajukan relatif banyak yang tidak efisien jika diajukan melalu telepon.
•    Kelemahan utama teknik ini adalah responden tidak mengembalikan kembali kuesioner.
•    Teknik ini memiliki tingkat tanggapan (respon rate) yang paling rendah dibandingkan teknik pengumpulan data primer lainnya.
•    Kemungkinan jawaban responden tidak sesuai dengan konteks pertanyaan.
Metode Observasi (Observation Methods)
Metode observasi adalah peroses pencatatan pola perilaku subyek (orang), objek (benda) atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan  atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti.
Kelebihan metode ini dibandingkan metode survei adalah data yang dikumpulkan umumnya tidak terdistorsi, lebih akurat dan bebas dari response bias. Metode ini menghasilkan data yang lebih rinci mengenai perilaku (subjek), benda atau kejadian (objek).
Tipe-tipe Observasi
Ada beberapa jenis subyek, obyek dan kejadian yang dapat diobservasi oleh peneliti, antara lain: perilaku fisik, perilaku verbal, perilaku ekspresif, benda fisik atau kejadian-kejadian yang rutin dan temporal.
Teknik observasi dalam penelitian bisnis dapat dilakukan dengan observasi langsung oleh peneliti atau dengan bantuan peralatan mekanik. Tipe observasi yang diiakukan langsung oleh peneliti dinamakan observasi langsung (direct observation), terutama untuk subyek atau obyek penelitian yang sulit diprediksi. Teknik observasi yang dilakukan dengan bantuan peralatan mekanik, antara lain: kamera foto,video, mesin penghitung disebut observasi mekanik (mechanical observation). Observasi mekanik umumnya diterapkan pada penelitian terhadap perilaku atau kejadian yang bersifat rutin, berulang-ulang dan telah terprogram sebelumnya.
Teknik observasi langsung dan observasi mekanik dapat dilakukan tanpa sepengetahuan subyek yang diteliti (hidden observation) atau dengan sepengetahuan responden (visible observation). Observasi yang dilakukan tanpa sepengetahuan responden dimaksudkan agar perilaku atau kejadian yang diamati dapat berlangsung wajar atau aiami dan untuk menghindari kemungkinan perilaku reaktif dari subyek yang diteliti. Penggunaan teknik hidden observation (disebut juga unobstrusive observation) diharapkan dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya respondent error. Meskipun sebagian besar teknik observasi diterapkan pada setting lingkungan yang dialami, peneliti dapat juga melakukan observasi pada setting artifisial (contrived observation). Observasi pada setting lingkungan buatan umumnya diterapkan pada penelitian yang bertujuan menguji hipotesis.
Observasi Langsung (Direct Observation)
Penggunaan teknik observasi langsung memungkinkan bagi peneliti untuk mengumpulkan data mengenai perilaku dan kejadian secara detail. Peneliti dalam observasi langsung tidak berusaha untuk memanipulasi kejadian yang diamati. Pengamat hanya mencatat apa yang terjadi sehingga mempunyai peran yang pasif. Banyak tipe data yang dikumpulkan melalui teknik observasi langsung ini hasilnya lebih akurat dan memerlukan biaya yang relatif lebih ekonomis dibandingkan dengan teknik wawancara atau pertanyaan yang digunakan dalam metode survei. Data yang diperoleh melalui observasi langsung kadang digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh melalui wawancara atau kuesioner.
Teknik observasi langsung, meskipun tidak memerlukan komunikasi dengan responder, tidak bebeas dari kemungkinan kesalahan. Data yang dikumpulkan melalui teknik ini kadang dipengaruhi oleh subyektivitas pengamat dalam menginterpretasikan perilaku atau kejadian selama proses observasi. Metode observasi pada penelitian terhadap perilaku lebih menekankan pada respon subyek secara nonverbal dibandingkan dengan metode survei yang lebih menekankan pada respon subyek secara verbal. Respon nonverbal atau perilaku ekspresi yang umumnya dilakukan dalam komunikasi, antara lain: mengangguk, tersenyum, mengernyitkan alis mats, dan ekspresi wajah yang lain atau bahasa tubuh (isyarat). Observasi terhadap perilaku ekspresi atau komunikasi nonverbal yang lain Bering menghasilkan interpretasi yang keliru. Misal, pengamat kemungkinan menginterpretasikan bahwa tersenyum atau tertawa merupakan ekspresi dari kegembiraan seseorang.
Observasi Terhadap Perilaku dan Lingkungan Sosial
Tujuan observasi dalam banyak hal adalah untuk memahami perilaku dan kejadian-kejadian dalam lingkungan sosial. Ada dua teknik observasi yang dapat digunakan pada penelitian terhadap lingkungan sosial, yaitu: (1) partisipant observation dan (2) nonpartisipant observation.
Partisipant Observation
Peneliti melakukan observasi dengan cars melibatkan diri atau menjadi bagian dari lingkungan sosial atau organisasi yang diamati. Peneliti melalui teknik ini dapat memperoleh data yang relatif lebih banyak dan akurat, karena peneliti dapat secara langsung mengamati perilaku dan kejadian-kejadian dalam lingkungan sosial yang diteliti. Kehadiran peneliti kemungkinan dapat diketahui atau tidak diketahui oleh lingkungan sosial yang diamati. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah kombinasi antara observasi langsung dan wawancara secara formal dan nonformal.
Nonpartisipant observation
Peneliti dapat melakukan observasi sebagai pengumpul data tanpa melibatkan diri atau menjadi bagian dari lingkungan sosial atau organisasi yang diamati. Misal, seorang peneliti dapat berada di sudut ruangan suatu kantor untuk melihat dan mencatat bagaimana seorang manajer menggunakan waktunya. Kegiatan ini umumnya memerlukan waktu yang relatif lama, apalagi jika manajer yang diamati jumlahnya relatif banyak.
Content Analysis
Content analysis merupakan metode pengumpulan data penelitian melalui teknik observasi dan analisis terhadap isi atau pesan dari suatu dokumen (antara lain berupa : iklan, kontrak kerja, laporan, notulen rapat, surat, jurnal majalah atau surat kabar).
Tujuan content analysis adalah melakukan identifikasi terhadap karakteristikl atau informasi spesipik yang terdapat pada suatu dokumen untuk menghasilkan deskripsi yang objektif dan sistematik.
Observasi Mekanik
Observasi mekanik adalah observasi yang menggunakan bantuan mesin. Observasi mekanik dalam penelitian bisnis digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi reaksi fisik atau bagian tubuh manusia.
Ada empat macam peralatan mekanik yang digunakan, yaitu (1) pengukur pergerakan mata (eye-tracking monitors), (2) pengukur pergerakan biji atau manik mata (pupilometers), (3) pengukur reaksi kulit (psychogalvanometer), dan (4) pengukur perubahan suara (voice pitch analyzers).
Pengambilan data yang dilakukan secara online mengikuti kaidah dan aturan sesuai dengan penelitian secara tradisional. Perbedaan pokok ialah sarana dan cara penyampaian kepada responden serta cara mendapatkan responden. Sarana pengambilan data dilakukan dengan menggunakan komputer yang tersambung dengan Internet atau disebut Computer Assisted Data Collection (CADAC), cara pengambilan data dengan menggunakan email dan / atau web site dan cara mendapatkan responden didasarkan pada alamat email pengguna Internet.
Data primer mempunyai pengertian bahwa data atau informasi tersebut diperoleh dari sumber pertama, yang secara teknis dalam penelitian disebut responden. Data primer dapat berupa data-data yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Perbedaan utama dalam pencarian data primer yang diambil secara online ialah data primer di Internet tidak terbatas oleh faktor-faktor geografis sebagaimana data primer yang diambil secara langsung dalam penelitian lapangan. Karena sifat Internet yang mengglobal, maka peneliti akan mendapatkan dua hal yang bertolak belakang secara sekaligus, yaitu keuntungan dan kelemahan sifat tersebut berkaitan dengan cara mengambil data di Internet. Keuntungannya ialah peneliti akan dapat melakukan pengumpulan data secara cepat, murah dan mendapatkan banyak pilihan calon responden; sedang kelemahannya ialah jika tidak menggunakan teknik sampling yang benar, maka responden yang diperoleh tidak akan sesuai dengan apa yang diinginkan atau tidak sesuai dengan masalah yang sedang dikaji. Persoalan kedua menyangkut pengguna email di Internet pada umumnya tidak memberikan data pribadinya sesuai dengan kondisi sebenarnya

sumber :
http://nagabiru86.wordpress.com/2009/06/12/data-sekunder-dan-data-primer/

METODE ILMIAH


Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh  pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

Secara umum metode ilmiah meliputi langkah-langkah berikut:
•          Observasi Awal
•          Mengidentifikasi Masalah
•          Merumuskan atau Menyatakan Hipotesis
•          Melakukan Eksperimen
•          Menyimpulkan Hasil Eksperimen

Setelah topik yang akan diteliti dalam proyek ilmiah ditentukan, langkah pertama untuk melakukan proyek ilmiah adalah melakukan observasi awal untuk mengumpulkan informasi segala sesuatu yang berhubungan dengan topik tersebut melalui pengalaman, berbagai sumber ilmu pengetahuan, berkonsultasi dengan ahli yang sesuai.
  • ·         Gunakan semua referensi: buku, jurnal, majalah, koran, internet, interview, dll.
  • ·         Kumpulkan informasi dari ahli: instruktur, peneliti, insinyur, dll.
  • ·         Lakukan eksplorasi lain yang berhubungan dengan topik.


Permasalahan merupakan pertanyaan ilmiah yang harus diselesaikan. Permasalahan dinyatakan dalam pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan dengan jawaban berupa suatu pernyataan, bukan jawaban ya atau tidak. Sebagai contoh: Bagaimana cara menyimpan energi surya di rumah?
  • ·         Batasi permasalahan seperlunya agar tidak terlalu luas.
  • ·         Pilih permasalahan yang penting dan menarik untuk diteliti.
  • ·         Pilih permasalahan yang dapat diselesaikan secara eksperimen.


Hipotesis merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang penyelesaian masalah yang diajukan dalam proyek ilmiah. Hipotesis dirumuskan atau dinyatakan sebelum penelitian yang seksama atas topik proyek ilmiah dilakukan, karenanya kebenaran hipotesis ini perlu diuji lebih lanjut melalui penelitian yang seksama. Yang perlu diingat, jika menurut hasil pengujian ternyata hipotesis tidak benar bukan berarti penelitian yang dilakukan salah.
  • ·         Gunakan pengalaman atau pengamatan lalu sebagai dasar hipotesis
  • ·         Rumuskan hipotesis sebelum memulai proyek eksperimen


Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Perhitungkan semua variabel, yaitu semua yang berpengaruh pada eksperimen. Ada tiga jenis variabel yang perlu diperhatikan pada eksperimen: variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.

Varibel bebas merupakan variabel yang dapat diubah secara bebas. Variabel terikat adalah variabel yang diteliti, yang perubahannya bergantung pada variabel bebas. Variabel kontrol adalah variabel yang selama eksperimen dipertahankan tetap.
  • ·         Usahakan hanya satu variabel bebas selama eksperimen.
  • ·         Pertahankan kondisi yang tetap pada variabel-variabel yang diasumsikan konstan.
  • ·         Lakukan eksperimen berulang kali untuk memvariasi hasil.
  • ·         Catat hasil eksperimen secara lengkap dan seksama.


Kesimpulan proyek merupakan ringkasan hasil proyek eksperimen dan pernyataan bagaimana hubungan antara hasil eksperimen dengan hipotesis. Alasan-alasan untuk hasil eksperimen yang bertentangan dengan hipotesis termasuk di dalamnya. Jika dapat dilakukan, kesimpulan dapat diakhiri dengan memberikan pemikiran untuk penelitian lebih lanjut.
  • ·         Jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis:
  • ·         Jangan ubah hipotesis
  • ·         Jangan abaikan hasil eksperimen
  • ·         Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai
  • ·         Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk menemukan penyebab ketidaksesuaian
  • ·         Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang eksperimen


sumber :

KARYA ILMIAH


Menulis artikel berbeda dengan menulis berita. Kalau berita, apa yang ditulisnya itu harus berdasarkan fakta atas kejadian atau peristiwa yang terjadi. Boleh juga penulisan berita ditambah dengan interpretasi, sepanjang itu diperuntukkan bagi penjelasan fakta. Tetapi menulis berita, sama sekali tidak diperbolehkan memasukkan opini. Untuk mewadahi penyampaian opini masyarakat pada surat kabar atau majalah, disediakan kolom khusus yaitu halaman opini (opinion page).

Bahasa Indonesia dikenal sebagi bahasa aglutinatif. Artinya, kosakata dalam bahasa Indonesia dapat ditambahkan dengan bentuk lain, yaitu imbuhan. Imbuhan mengubah bentuk dan makna bentuk dasar yang dilekati imbuhan itu. Karena sifat itulah, imbuhan memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan kata bahasa Indonesia. Kemampuan berbahasa yang baik dan benar merupakan persyaratan mutlak untuk melakukan kegiatan ilmiah karena bahas merupakan sarana komunikasi ilmiah pokok. Tanpa penguasaan tata bahasa dan kosakata yang baik akan sulit bagi seorang ilmuan untuk mengkomunikasikan gagasannya kepada pihak lain. Dengan bahasa selaku alat komunikasi, kita bukan saja menyampaikan informasi tetapi juga argumentasi, dimana kejelasan kosakata dan logika tata bahasa merupakan persyaratan utama.
Begitu juga dalam hal ragam bahasa dalam konsep ilmiah yang menuntut kecermatan dalam penalaran dan bahasa.

Dalam hal bahasa, seperti karya tulis dan alporan penelitian harus memenuhi ragam bahasa standar (formal) atau terpelajar dan bukan bahasa informal atau pergaulan. Ragam bahasa terdiri atas dasar media/sarana, penutur, dan pokok persoalan. Atas dasar media, ragam bahasa terdiri atas ragam bahasa lisan dan tulis. Atas dasar penuturnya, terdapat beberapa ragam yaitu dialek, terpelajar, resmi, dan takresmi. Dari segi pokok persoalan, ada berbagai ragam antara lain ilmu, hukum, niaga, jurnalistik, dan sastra.

Ragam bahasa ilmiah adalah bahasa berdasarkan pengelompokkan menurut jenis pemakaiannya dalam bidang kegiatan sesuai dengan sifat keilmuannya, seperti ragam bahasa hukum, ragam bahasa niaga, ragam bahasa sastra dan ragam bahasa jurnalistik. Bahasa Indonesia dalam tulisan ilmiah mempunyai fungsi yang sangat penting, karena bahasa merupakan media pengungkap gagasan penulis. Bahasa yang digunakan dalam tulisan ilmiah adalah bahasa Indonesia ilmiah.

Mengacu kepada teori
dalam karangan ilmiah dilakukan secara cermat, teliti, dan penuh kehati-hatian agar tidak
mengandung kesalahan betapa pun Artinya karangan ilmiah wajib memiliki teori yang dijadikan sebagai
landasan berpikir / kerangka pemikiran / acuan dalam pembahasan
masalah.
Fungsi teori :
a. Tolak ukur pembahasan dan penjawaban persoalan
b. Dijadikan data sekunder / data penunjang ( data utama ; fakta )
c. Digunakan untuk menjelaskan, menerangkan, mengekspos dan
mendeskripsikan suatu gejala
d. Digunakan untuk mendukung dan memperkuat pendapat penulis.

Berdasarkan fakta
Artinya setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa adanya,
sebenarnya dan konkret.

Logis
Artinya setiap keterangna dalam kerangka ilmiah selalu dapat
ditelusuri, diselidiki dan diusut alasan-alasannya, rasional dan dapat
diterima akal.

Objektif
Artinya dalam kerangka ilmiah semua keterangan yang diungkapkan
tidak pernah subjektif, senantiasa faktual dan apa adanya, serta tidak
diintervensi oleh kepentingan baik pribadi maupun golongan.

Sistematis
Baik penulisan / penyajian maupun pembahasan dalam karangan
ilmiah disajikan secara rutin, teratur, kronologis, sesuai dengan
prosedur dan sistem yang berlaku, terurut, dan tertib.

Sahih / Valid
Artinya baik bentuk maupun isi karangan ilmiah sudah sah dan benar
menurut aturan ilmiah yang berlaku.

Jelas
Artinya setiap informasi dalam karangan ilmiah diungkapkan
sejernih-jernihnya, gamblang, dan sejelas-jelasnya sehingga tidak
menimbulkan pertanyaan dan keraguan-raguan dalam benak
pembaca.

Seksama
Baik penyajian maupun pembahasan kecilnya.

Tuntas
Pembahasan dalam karangan ilmiah harus sampai ke akar-akarnya.
Jadi, supaya karangan tuntas, pokok masalah harus dibatasi tidak
boleh terlalu luas.

Bahasanya Baku
Bahasa dalam kerangka ilmiah harus baku artinya harus sesuai
dengan bahasa yamg dijadikan tolak ukur / standar bagi betu l
tidaknya penggunaan bahasa.

Penulisan sesuai dengan aturan standar (nasional / internasional)
Akan tetapi, tata cara penulisan laporan penelitian yang berlaku di
lembaga tempat penulis bernaung tetap harus diperhatikan.
PERSYARATAN MENULIS ILMIAH
1. Menguasi teori ;
2. Memiliki pengalaman
3. Bersifat terbuka
4. Bersifat objektif
5. Memiliki kemampuan berbahasa

sumber : http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/agus_buku_ajar.pdf